Pages

Subscribe:

Labels

Senin, 22 Desember 2008

Pembangunan Berparadigma Kepulauan

Jakarta, Kompas - Indonesia perlu melakukan terobosan supaya perhatian dan pembangunan bisa mulai berpaling secara proporsional ke pesisir dan kepulauan. Sebab, kawasan yang kaya sumber daya alam ini justru menjadi kantong-kantong kemiskinan dengan kualitas sumber daya manusia yang rendah, infrastruktur dan fasilitas sangat terbatas, serta cenderung terisolasi.

”Pembangunan juga harus mulai mengutamakan kepulauan dan pesisir. Tantangan penurunan tingkat kemiskinan cukup tinggi untuk wilayah ini,” kata Syamsul Maarif, Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan, dalam perbincangan dan ekspose publik tentang ”Ekspedisi Bakti MDGs Kepulauan 2008-2009” di Jakarta, Senin (22/12).

Kemiskinan yang tinggi di wilayah kepulauan dan pesisir menjadi salah satu tantangan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) 2015 di Indonesia. Jumlah masyarakat pesisir saat ini sekitar 16,42 juta, yang tinggal di 9.515 desa pesisir. Tingkat kemiskinan rata-rata mencapai 32 persen.

Wilson TP Siahaan, MDG Campaign Advocacy Analyst-UNDP, mengatakan, pencapaian target MDGs untuk dikatakan sukses secara nasional pada 2015 agak sulit. Pasalnya, banyak juga daerah yang jauh dari pencapaian yang ditargetkan, termasuk di wilayah pesisir dan kepulauan.

Zulficar Mochtar, Direktur Ekspedisi MDGs Kepulauan, mengatakan, ekspedisi dengan kapal pinisi ini dilaksanakan pada Maret-November 2009 ke 100 pulau dan wilayah pesisir di Indonesia, termasuk beberapa pulau-pulau terluar Indonesia.

Ekspedisi ini menjadi kegiatan berbakti dan berbagi yang dilakukan dengan melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah, LSM, relawan, hingga masyarakat, tanpa terjebak ego-institusi dan ego-sektoral. (ELN)

Sumber : Kompas

23 Desember 2008

0 komentar: